Pages

Selasa, 02 Desember 2014


MIMPI DAN JANJI
Semua berawal dari sebuah mimpi, mimpi apakah itu? Mimpi untuk membuat dunia sendiri, bayangkan dunia yang bisa kamu atur segalanya, dari bentuknya, suasananya, latarnya, hembusan anginnya, orang orang yang tinggal di sana, segalanya yang kamu inginkan. Itulah mimpiku bagaimana mewujudkannya? Aku memikirkan suatu ide tehknologi FullDive. Yang memungkinkan orang masuk ke dunia yang aku ciptakan, anggap saja seperti bermain game tetapi menggunakan tubuhmu sendiri, dengan aku menjadi Game Masternya. Game master adalah orang yang menciptakan dan berkuasa penuh akan dunia itu. Itulah dunia yang aku ingin ciptakan. Mimpi itu di mulai dari dari sebuah janji, pada saat SMA aku menyukai seorang siswi sekelas namanya Andin. Aku menyukainya tetapi aku tidak punya keberanian untuk berbicara dengannya. Saking terobsesinya aku sama dia, aku menggambar wajahnya di buku matematika ku, tanpa aku ketahui seseorang telah mengetahui kebiasaanku, orang itu bernama Sagas  dia menghampiriku dan mengambil buku matematikaku dan berkata 
“kamu suka sama andin ya?”
“ndak!” sautku dengan nada cuek
“kalau ndak suka kenapa menggambar wajahnya di bukumu?”
“aaa dari mana kamu tahu?”
“aku duduk di belakang, aku mengetahui segalanya dengan duduk di belakang”
“yang benar saja?”
“yaa mungkin juga andin menyukaimu”
“bagaimana kamu bisa tahu?”
“karena aku duduk di belakang”
“lakukan sesukamu, tetapi kembalikan bukuku!”
“aku akan mengembalikan bukumu, dengan 1 syarat”
“apaan? Syarat yang aneh aneh tidak akan aku terima”
“kita buat tehknologi FullDive berdua, aku sudah melihat bakatmu dalam tehknologi”
“jangan bercanda!, jika kau tidak mau mengembalikan bukuku, bawa saja itu aku tidak perduli” aku mengatakan itu sambil meninggalkan kelas
“tunggu dulu!!” teriak Sagas, tetapi aku tidak menghiraukannya. 
sesampainya di rumah aku berusaha melupakan kejadian di kelas tadi, melakukan kegiatan yang bisa menghibur seperti bermain game, nonton anime dan banyak hal. Tetapi setiap aku melakukan itu ibuku selalu memarahiku, memarahiku karena menganggap aku tidak ada tujuan hidup sehingga aku bermalas malasan. Akupun merasa kesal dan langsung mengunci kamarku. Pada saat aku di dalam kamarku aku memikirkan perkataan si Sagas tentang menciptakan Tehknologi FullDive, belum hilang pikiranku ponselku langsung berbunyi, aku mengecek ponselku dan tidak ada nama kontak yang tertera dalam artian nomor baru, aku mengangkatnya dan ternyata yang menelponku adalah Si Sagas dia berkata
“aku mau ke rumah si andin sekarang”
“ngapain?” sahutku
“tentu saja untuk menyatakan”
“menyatakan apa? Kamu di mana?”
“di supermarket di distrik 5 mau ke rumahnya si andin, cepat ke sini dan temani aku”
“tunggu aku di sana, aku akan sampai dalam 5 menit!”
aku menutup ponselku dan langsung pergi ke distrik 5 dengan berlari, kebetulan rumahku berada di sekitar wilayah itu. Aku berlari sangat cepat sampai sampai melebihi batasanku. Aku sampai di supermarket yang di maksud dalam waktu tiga menit aku melihat si Sagas tersenyum ke arahku dengan wajah licik “ayo ke lokasi” ucapnya tanpa basa basi. Kami berjalan ke rumahnya andin dari supermarket tadi, ternyata rumahnya tidak terlalu jauh dari kediamanku. Sesampainya ke rumahnya andin aku langsung ternganga dengan kemewahan rumahnya, tanpa pikir panjang aku langsung berkata 
“ayo dong Gas cepet pencet belnya!”
“kamu pikir itu gampang?” sahutnya
“emang kamu ga pernah mencet bel rumah sebelumnya?”
“pernah sih, tapi kalo perempuan beda lagi ceritanya”
“ooo ternyata kamu Cuma besar mulut aja”
setelah itu Sagas dengan spontan memencet bel rumah tersebut. Lalu setelah berberapa saat ada orang yang menjawab
“siapa itu?”
“ini aku Sagas sama Bagus temen sekelasnya andin ingin bicara dengan andin”
“tunggu sebentar ya, akan tante panggilkan”
setelah itu wanita itu terdengar seperti memanggil nama Andin berkali kali
“ibunya?” tanyaku kepada Sagas”
“mungkin, tapi itu muda banget ya?” 
“mungkin pake sihir awet muda” candaku
tak lama kemudian si Andin keluar rumahnya dan menghampiri kami
“ada apa?” Tanya Andin
‘Aku akan menciptakan Fulldive bersama si Bagus” jawab Sagas
“benarkah?” Tanya Sambil menoleh ke arahku
“cantiknya…” pikirku dalam hati “ aku akan mengurus masalah biologi dan Sagas masalah mesinnya” jawabku
“jika itu benar, izinkan aku yang menggunakan alat itu untuk yang pertama kalinya”
“oke.. tapi jika mimpi kami terwujud, MENIKAHLAH DENGANKU!” tanpa sadar aku mengatakah hal yang paling memalukan dalam hidupku. Spontan Andin langsung berlari ke dalam rumah. Aku merasa menyesal telah mengatakan hal tersebut, tetapi sesaat kemudian ada suara dari dalam
“Baiklah, tetapi sebelum mimpi kita terwujud kita tidak akan bertemu satu sama lain, kita hanya akan berkomunikasi melalui SMS dan telpon saja setuju?”
“baiklah” ucapku
“itu adalah janji lo”
“oke”
setelah itu kami pergi ke rumah masing masing. Dalam perjalanan pulang Sagas tersenyum padaku dan berkata “ sukses bro”
“jadi itu pernyataan yang kau maksud?” tanyaku
“yaa bisa di bilang begitu sih’
“okelah kalau begitu sampai ketemu di sekolah besok ya”
“oke, bye” ucap Sagas. Aku langsung pergi ke rumahku dan tidur untuk menyambut hari esok.

Keesokan harinya aku siap siap untuk ke sekolah, setelah ke luar dari rumahku aku melihat si Sagas menungguku di depan rumahku 
“ngapain di sini?”
“menjemput patnerku dong”
‘ooo begitu? Langsung jalan aja ayo, nanti telat”
“yo’i Bro”
dalam perjalanan ke sekolah aku dan Sagas berbicara tentang rencana pembuatan mesin tersebut
tentu saja kita memulai dari hal kecil, seperti menekuni pelajaran di sekolah, mencari cari refrensi tentang penyatuan dunia Virtual dan dunia nyata, serta menciptakan berbagai macam mesin percobaan
tiap hari kami lalui dengan kerja keras agar mimpi kami terwujud. Targetku adalah menyelesaikan mesin ini pada saat aku berumur 18 tahun, tetapi dengan berbagai macam kendala jadi aku tidak bisa menyelesaikannya pada umur 18 tahun. Hingga saatnya pada saat perpisahan di mana aku bimbang untuk menanyakan sesuatu ke Andin, mengingat janji kita yang tidak akan bertemu sampai mimpi kita terwujud. Lalu Sagas menasihatiku dan berkata
“pergi sekarang atau kau akan merasakan penyesalan seumur hidupmu”
aku langsung pergi ke rumah Andin. Sesampainya di sana aku bertemu dengan andin di pintu gerbang rumahnya. Mata kami bertatapan dalam waktu yang cukup lama, kami terdiam berberapa saat lalu suaraku memecah keheningan
“tentang mimpi kita, mau kah kau menunggu kami?” Tanyaku
“Akan ku tunggu, sampai kapanpun tetap ku tunggu” jawabnya. Lalu kami bertukar nomor ponsel dan berpisah lagi. Aku dan Sagas memasuki Universitas yang berbeda untuk mewujudkan mimpi tersebut. Aku bersekolah di sekolah kedokteran dan Sagas di sekolah tekhik. Setelah 4 tahun berpisah akhirnya kami bertemu lagi sesuai janji masing masing. Kami memulai lagi membuat tehknologi fulldive dengan tingkatan yang berbeda dari pada kami SMA dulu. Kali ini kami bersungguh sungguh dalam pembuatannya. Setelah hampir 2 setengah tahun akhirnya kami berhasil menciptakan tehknologi fulldive tersebut dengan segala upaya dan kerja keras yang kami curahkan ke alat ini 
“ini adalah mimpi sekaligus masa depan kami” kata Sagas
“benar sekali Gas”
“kenapa kau tidak memberi tahu si andin?”
“oh ya, aku akan memberi tahunya”
setelah itu aku langsung menghubungi Andin dan memberi tahukannya tentang hal ini. Andinpun langsung menangis bahagia dan terdiam sejenak. Aku memutuskan untuk berbicara agar memecah keheningan “ nanti pada saat mesin ini di publikasikan, aku akan menjemputmu” 
“baiklah” jawabnya secara singkat
“mesin ini di publikasikan pada 3 bulan lagi, bisakah kau menunggu sedikit lebih lama?”
“kan sudah aku bilang, aku akan tetap menunggumu”
hari demi hari ku lewati dengan normal, aku tidak sabar menunggu publikasi Fulldive tersebut. Bukan hanya karena publikasinya, tetapi karena mimpi kami semakin dekat seiiring berjalannya waktu. Tiba saatnya ketika mesin itu di publikasikan dan aku pergi ke rumahnya Andin untuk menjemputnya
setibanya di rumahnya aku mengajak Andin pergi ke suatu tempat yang menurutku bagus. Tetapi mengingat perkataan Sagas “ tidak penting tempatnya, yang penting suasanya yang bisa membuat kembalinya kenangan kalian” spontan aku langsung berputar arah dan pergi ke rumah lamanya Andin
di sama kami saling membicarakan perjalanan hidup kami, sungguh moment istimewa yang ku lalui
hingga saatnya ku lamar si Andin. Andinpun menerimanya dan kami akhirnya menikah
itulah kisah ku dalam menggapai mimpi dan menepati janji ku. Ingatlah bahwa jika ada kemauan yang keras, maka sesulit apapun jalan yang kau lalui pasti akan ada jalannya.


~TAMAT~
NP: Jika ingin mendapatkan cerita lengkapnya tolong hubungi Gusprim MIA 2 thx
NAMA : IDA BAGUS NARARYA P. A
KELAS : XI MIA E 2

0 komentar:

Posting Komentar